Category Archives: Artikel

SILENT DISEASE

 

IMG-20140816-00053cacingan akut

Siapa mengira, 90 persen merpati mengidap cacingan? Rendahnya mutu sanitasi menjadi penyebabnya. Pemiskinan fisik hingga kecerdasan loss adalah beberapa akibatnya. Meski sering dianggap angin lalu, penyakit akibat diserapnya makanan oleh cacing di dalam tubuh merpati sebaiknya tidak diremehkan. Dampaknya bagi si penderita ternyata tak kalah berbahaya ketimbang penyakit lain. Yang menjadi korban kebanyakan adalah merpati-merpati yang mulai bermain/ makan di tanah. Nah, tanahnya itu sudah tercemar (soiled), terutama oleh kotoran merpati dan hewan lain.

Cacingan merupakan penyakit khas daerah tropis dan sub-tropis, dan biasanya meningkat ketika musim hujan. Pada saat tersebut, sungai dan kakus meluap, dan larva cacing menyebar ke berbagai sudut yang sangat mungkin bersentuhan dan masuk ke dalam tubuh merpati. Larva cacing yang masuk ke dalam tubuh perlu waktu 1-3 minggu untuk berkembang. Cacing yang biasa “menyerbu” tubuh merpati adalah cacing tambang, cacing gelang, dan cacing kremi.

“Di daerah dimana sanitasi kebersihan lingkungan masih buruk, seperti Indonesia, hampir 90 persen merpati-merpatinya pasti terkena cacingan, Ketika merpati merpati yang cacingan buang air besar di dasar kandang maupun di tanak, maka telur atau sporanya bisa tahan berhari-hari, meskipun sudah dibersihkan. “Sebelum dapat rumah, larva tidak akan keluar (menetas). Begitu masuk ke usus, baru ia akan keluar.”

Selain melalui makanan yang tercemar oleh larva cacing, cacing juga masuk ke tubuh merpati melalui kulit (poripori). Dari tanah, misalnya lewat kaki merpati telanjang yang menginjak larva atau telur. Bisa juga larva cacing masuk melalui pori-pori, yang biasanya ditandai dengan munculnya rasa gatal. “Setelah menembus kulit, ia masuk ke pembuluh darah vena (balik), lalu menuju paru-paru. Nah, di paru-paru inilah muncul Sindroma Loffler. Merpati  jadi batuk seperti TBC , berdahak seperti asma. Ini termasuk ke dalam siklus perjalanan cacing.” Setelah itu, cacing menggigit dinding usus bertelur dengan cepat di usus. “Di usus inilah makanan dipecah Menjadi  nutrient (zat gizi elementer yang sudah bisa diserap oleh usus). Ini yang “dibajak” oleh cacing. Jadi, cacing itu memang berdomisili di usus, karena ia tidak bisa mencernakan sendiri makanan. Ia harus makan yang sudah setengah cerna.” Selain siklus normal, cacing juga bisa menyebar ke tempat-tempat lain, seperti hati atau bagian tubuh lain.

 

siklus cacing

 

Nutrisi Dibajak

Dampak cacingan ternyata tidak sepele. Dari pertumbuhan fisik yang terhambat, hingga kecerdasan/ IQ loss. Dampak yang paling banyak adalah anemia atau kadar haemoglobin (Hb) rendah. Hb sangat vital bagi merpati .“HB berfungsinya seperti alat angkut, seperti truk, yang membawa oksigen dan makanan dari usus ke seluruh organ tubuh. Begitu pun pada merpati yang anemia. Suplai oksigen dan nutrient ke otak sedikit, ke ginjal sedikit.”

Padahal, merpati merpati yang sedang tumbuh membutuhkan banyak nutrient. “Nutrisi itu dibagi dua, yaitu makro nutrient (karbohidrat, lemak, protein, air) dan mikro nutrient (vitamin dan mineral). Nah, ini yang dibajak. Jadi, yang gemuk cacingnya, bukan merpatinya,” tandas . “Di dalam tubuh, cacing-cacing ini akan bermerpati lagi, lagi, dan lagi. Kadang-kadang, kalau menggumpal, bentuknya seperti bola. Bisa juga terj “erratic”, cacing keluar keluar lewat hidung atau mulut.” Anemia membuat merpati gampang sakit karena tidak punya daya tahan. “Gimana mau sehat kalau zat-zat untuk membuat daya tahan, terutama protein, sudah dibajak di usus oleh cacing,” lanjutnya. Merpati juga akan kehilangan berat badan, dan prestasi/kinerja akan turun.

Gejala Klinis

Gejala klinis akibat cacing pada merpati dipengaruhi antara lain oleh status pakan atau keadaan gizi ternak, jumlah infeksi dan umur merpati. Pada beberapa jenis infeksi, gejala umum pada merpati muda biasanya ditunjukkan oleh adanya penurunan bobot badan, hilangnya napsu makan, kekerdilan, diare dan anemia. Penurunan produksi telur dan kesehatan secara umum juga merupakan gejala umum akibat infeksi cacing

Berakibat fatal

Cacingan juga bisa berakibat fatal. “Bisa ke empedu, meski jarang, atau bikin usus bolong. Fatalnya memang tidak secara langsung, tapi karena fisiknya lemah, daya tahan turun, maka penyakit lain pun masuk. Nah, penyakit lain inilah yang bikin fatal.” Gejala cacingan biasanya ditandai dengan sakit perut, diare berulang, dan kembung. “Seringkali juga ada kolik yang tidak jelas dan berulang,” jelas . Kalau sudah parah, “Muka merpati akan tampak pucat dan badan kurus. Ini berarti sudah terjadi pemiskinan secara fisik”.

Di daerah tropis dan sub-tropis, apalagi di daerah yang sanitasinya buruk, hampir semua merpati pasti cacingan. Di tempat yang sangat kotor, prosentase cacingan pada merpati bahkan dipastikan bisa 100 persen.

“Jadi, nggak perlu diperiksa, pasti cacingan. Oleh karena itu, setiap enam bulan sekali pada masa usia tumbuh, yaitu usia 0 sampai sekitar usia 15 tahun, merpati diberi obat cacing.” Jangka waktu enam bulan ini untuk memotong siklus kehidupan cacing.

Merpati Dewasa Juga Cacingan

Merpati “dewasa” pun bisa cacingan. “Obat cacingnya untuk merpati dewasa diberikan 3-4 bulan sekali.” Yang membedakan cacingan pada merpati muda dan pada dewasa adalah, merpati muda masih tumbuh dan berkembang, sementara merpati dewasa sudah tidak lagi tumbuh dan berkembang. “Merpati dewasa juga masih bisa survive, bisa melawan sendiri cacing yang ada.” Yang harus dicermati adalah, kira-kira 60-80 persen penyakit yang terjadi pada usia dewasa dimulai di usia pertumbuhan. Misalnya, anemia kronis akibat cacingan. Ini akan membuat jumlah sel otak berkurang karena kekurangan nutrisi selama masa tumbuh kembang.

Akibatnya, ketika dewasa, kualitas fisik dan IQ merpati tersebut tentu akan berkurang juga. Contoh lain, ketika kecil terkena penyakit infeksi yang tidak ketahuan. “Setelah dewasa sakit ginjal, dan sebagainya.”

Tips Menghindari Cacingan

Biasakan merpati untuk dibersihkan kakinya dengan sabun, dan dimandikan. Potong kuku merpati secara teratur. Kuku panjang bisa menjadi tempat bermukim larva cacing. Jaga kebersihan sanitasi lingkungan kandang merpati .

 

Cacing dan Jenis nya

Ada beberapa jenis cacing yang sering ditemukan dalam usus merpati, yaitu cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Tanpa kita sadari, telur cacing gelang dan cambuk sebenarnya ada di mana-mana. Di udara, telur cacing yang berbahaya ini bercampur dengan debu, lalu diterbangkan angin. Telur cacing ini bisa hinggap pada makanan atau minuman yang dibiarkan terbuka. “Jika makanan dan minuman itu dikonsumsi, maka ikut pula telur cacing itu. Dalam usus telur ini berkembang menjadi larva, untuk kemudian menjadi cacing dewasa.”

 

Setiap cacing memiliki ciri-ciri spesifik sebagai berikut :

 

Cacing Gelang

Warna : Merah muda atau putih

Besarnya : 20 – 30 cm

Hidup di : Usus kecil

Cacing gelang, misalnya, bisa mencapai panjang 15-35 cm, meski berada dalam perut merpati. Cacing ini juga mampu bertelur hingga 200.000 butir per hari, yang sebagian keluar bersama dengan tinja. Cacing ini adalah yang paling sering ditemukan.

Cara Penularannya:

  1. Telur cacing masuk melalui mulut
  2. Menetas di usus kecil menj larva
  3. Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui hati
  4. Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk ke dalam usus kecil dan menj dewasa di sana cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap hari.

 

Cacing Cambuk

Warna : Merah muda atau abu-abu

Besarnya : 3 – 5 cm

Hidup di : Usus besar

Cara Penularannya:

  1. Telur cacing tertelan bersama dengan air atau makanan
  2. Menetas di usus kecil dan tinggal di usus besar
  3. Telur cacing keluar melalui kotoran dan jika telur ini tertelan, terulanglah siklus ini

Sementara cacing cambuk (disebut begitu karena bentuknya seperti cambuk), panjangnya bisa mencapai  45 milimeter dan hidup dalam usus besar. Cacing ini, kalau mengeram dalam perut, bisa sangat merepotkan. Cacing ini bisa menyebabkan diare disertai ingus dan darah. Keadaan ini bisa berlangsung berbulan-bulan. Cacing cambuk menghisap sari makanan dan darah.

 

Cacing Tambang

Warna : Merah

Besarnya : 8 – 13 mm

Hidup di : Usus kecil

Cara Penularannya:

  1. Larva menembus kulit kaki
  2. Melalui saluran darah larva dibawa ke paru-paru yang menyebabkan batuk
  3. Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka menancapkan dirinya untuk mengisap darah Lebih ganas lagi. Cacing ini menghisap darah dari dinding usus. Penularan cacing ini

melalui telur yang keluar bersama tinja, untuk kemudian menetas menjadi larva. Pada saat berjalan tanpa alas kaki, larva ini dapat menembus kulit kaki dan selanjutnya terbawa oleh pembuluh darah ke dalam usus dan menetap di usus halus. Ukuran cacing ini paling kecil bila dibandingkan kedua cacing lainnya, hanya dapat mencapai 13 milimeter.

 

Cacing Kremi

Warna : Putih

Besarnya : 1 cm

Hidup di : Usus besar

Cara Penularannya:

  1. Cacing betina bertelur pada malam hari di anus
  2. Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini menyebar. Melalui kontak dengan kandang, tempat makan dan minuman, sarang, telur cacing keremi

dibawa ke tempat lain.

  1. Jika telur-telur ini termakan, terulanglah siklus ini.

Cacing keremi mudah sekali menular dan jika merpati terkena, seluruh keluarga merpati perlu diobati. Pada saat pengobatan, kandang, tempat makan dan minuman, dan sarang yang dipakai perlu dicuci.

 

Sayangnya, pemelihara maupun peternak merpati kerap salah mengerti. Banyak yang menganggap, kalau sudah makan obat cacing yang banyak dijual di pasaran, maka semua cacing dalam perut akan mati. Dengan demikian, tubuh pun akan bebas dari cacing selamanya. “Pada kemasan obat anti cacing umumnya tertulis, untuk menghindari/pencegahan cacingan, diharuskan minum obat itu sebanyak dua sampai tiga kali dalam setahun.  Minum obat cacing sifatnya hanya membuang cacing dari dalam tubuh, tapi tidak membuat tubuh kebal terhadap cacing”, meminum obat cacing bukanlah solusi untuk menghilangkan cacing. Cacing memang hilang, tapi hanya sementara waktu. Pada kesempatan lain ia akan berbiak lagi.

 

Berikut ini tips sederhana mengatasi dan mencegah penyakit cacingan :

  1. Jaga kebersihan kandang dengan baik, sehabis membersihkan kandang jangan buang kotoran merpati di sembarang tempat
  2. Cuci / bersihkan kaki merpati
  3. Cuci makanan merpati dengan bersih
  4. Air minum merpati gunakan air yang bersih ( air PDAM, air masak, air mineral)
  5. Menggunting kuku merpati untuk mencegah telur/larva cacing tidak menempel berkumpul di sela sela kuku dan untuk mencegah infeksi saat merpati menggaruk/mencakar tubuh sehingga telur cacing dapat masuk dari luka tersebut
  6. Simpan makanan di tempat yang terlindungi dari kontaminasi pencemaran
  7. Rutin menyemprot kandang merpati dengan disinfektan

8.Rutin pemberian obat cacing setiap 3-6 bulan sekali untuk pencegahan (untuk pengobatan dapat diberikan 2 minggu sekali selama lebih dari 35 hari.

 

Natural herbal untuk cacingan

 

Ramuan I

Bahan : biji pepaya masak 1 mangkok

Cara pembuatan : biji pepaya dikeringkan, lalu digilng sampai halus.

Cara pemakaian : dosisi seperti pada bubuk biji lantoro, dicampur air atau bubur bayi, dan diminum/dispet sebelum makan.

 

Ramuan II

Bahan : biji lantoro mentah 1 mangkuk dan susu cair secukupnya.

Cara pembuatan : biji lantoro disangrau dan ditumbuk halus

Cara pemakaian : untuk merpati dewasa 1 sendok teh biji lantoro dicampur air atau bubur bayi sebanyak 2 sendok

makan, diminum/dispet 2 jam sebelum makan . Merpati usia 1-6 bln, 1/4 sendok teh, 2 jam sebelum makan

malam. Sementara itu, merpati 10-12 tahun 1/2 sendok teh 2 jam sesudah makan malam. Bisa pula lantoro segar

1 genggam dimakan langsung dan jika perlu diulangi seminggu sekali.

 

Obat medis ,

Disarankan anjuran dokter hewan agar diukur berdasarkan berat badan dan kondisi kesehatan, umur  merpati . Atas dasar beberapa pertimbangan baik berat merpati, perbandingan rata rata umur manusia dibandingkan merpati 15/75 = 1/5 dan beberapa pertimbangan lainnya serta tindakan yang telah dilakukan selama beberapa belas tahun terhadap beberapa merpati. Penulis memberikan obat seperti dibawah ini :

-Obat cacing khsusus  unggas

-Mebendazole ( 8 mg) atau 1/5 sd 1/8 ukuran orang dewasa tergantung kondisi dan berat merpati

-Vermox ( 8 mg) atau 1/5 sd 1/8 ukuran orang dewasa tergantung kondisi dan berat merpati

-Combantrine sirup ( 5 ml)

-Upixon sirup ( 5ml )

NEWCASTLE DISEASE

BILD_69___________R

Sekilas tentang virus NEWCASTLE DISEASE dan peyebabnya 

Newcastle Disease (ND) juga di kenal dengan sampar atau tetelo yaitu penyakit yang disebabkan oleh Newcastle Disease Virus dari golongan Paramyxovirus.Virus ini menyerang alat pernapasan, susunan jaringan syaraf, serta alat-alat reproduksi telur dan menyebar dengan cepat serta menular pada banyak spesies unggas yang bersifat akut, epidemik (mewabah) dan sangat patogen. Virus ND dibagi dua tipe yakni tipe Amerika dan tipe Asia. Pembagian ini berdasarkan keganasannya dimana tipe Asia lebih ganas dan biasanya terjadi pada musim hujan atau musin peralihan, dimana saat tersebut stamina unggas menurun sehingga penyakit mudah masuk. Yang ganas cepat sekali menular, dan seringkali menimbulkan kematian secara mendadak. Penyakit ini pertama ditemukan oleh DOYLE pada tahun 1926 di Newcastle (Inggris), dan mengidentifikasinya sebagai paramyxovirus-1 (PMV-1). Saat ini dikenal empat strain PMV-1 yaitu, strain Viscerotropic velogenik bersifat akut dan menginfeksi saluran pencernaan, dapat menimbulkan tingkat kematian yang tinggi 90%, Neurotropic velogenic yang dapat menyebabkan paralisis kaki, strain mesogenik dapat menyebabkan akut pernapasan dan menimbulkan kematian lebih dari 50%, dan strain lentogenik yang kurang virulen. Penularannya cepat dan kematian yang ditimbulkan sangat tinggi. Sampai sekarang ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi bagaimanapun dapat digunakan vaksin untuk mencegah penyakit ini. Untuk itu lebih baik mencegah daripada mengobati.

Klasifikasi :

From Wikipedia, the free encyclopedia

Newcastle Disease Virus

Group : Group V ((-)ss RNA)

Order : Mononegavirales

Family: Paramyxoviridae

Genus : Avulavirus

Species: Newcastle disease virus

 

Morfologi :

Newcastle Disease virus biasanya berbentuk bola, meski tidak selalu (pleomorf) dengan diameter 100 – 300 nm. Genome dari virus ND adalah suatu rantai tunggal RNA. ND virus mempunyai amplop yang mengandung dua protein yaitu protein hemagglutinin/neuraminidase dan protein peleburan.

Kedua protein ini bersifat penting dalam menentukan keganasan dan infektivitas virus. Protein hemagglutinin/neuraminidase melaksanakan dua fungsi. Hemagglutinin mengikat selaput sel inang dan bagian neuraminidase dilibatkan di dalam pelepasan; pembebasan virus dari selaput sel inang.

Protein peleburan digunakan untuk peleburan amplop virus kepada selaput sel inang, sehingga genom dari virus dapat masuk sel. Untuk melaksanakan fungsi ini, protein peleburan perlu dibelah oleh suatu protease sel inang.

 

Penularan :

Penularan Newcastle Disease dapat melalui udara, makanan dan minuman yang tercemar, penularannya cepat dan kematian yang ditimbulkan sangat tinggi.

 

Pencegahan : Mencegah adalah lebih baik daripada mengobati.

Pencegahan yang paling efektif dalam menanggulangi Newcastle Disease adalah dengan vaksinasi yang teratur sesuai dengan program yang dianjurkan yaitu :

  • Umur unggas antara 4-7 hari, vaksinasi dengan vaksin aktif melalui tetes mata yaitu cukup tetes pada mata kiri atau kanan juga dilakukan vaksinasi inaktif yang disuntikan pada kulit leher dengan menggunakan Spuit atau spet dengan dosis 0,2-0,25 CC pada waktu yang sama.
  • Umur unggas antara 18 hari – 21 hari dilakukan vaksinasi (revaksinasi) dengan vaksin aktif galur lasota / Clone melalui tetes mata atau air minum.
  • Setelah vaksinasi kedua, vaksinasi selanjutnya dapat dilakukan pada umur unggas tiga bulan atau empat bulan atau setiap akan memasuki musim peralihan.

Memelihara merpati dalam kandang terbatas serta menjaga kebersihan kandang, jangan memasukkan merpati luar sebelum dikarantina atau divaksin dan dipastikan tidak membawa wabah penyakit.

 

Penyebaran :

Penyebaran penyakit ND terjadi melalui lendir dari unggas sakit, makanan unggas, udara, air selokan, tikus besar dan burung liar, dapat juga melalui tinja.

 

Gejala-gejala :

Merpati pingsan payah, mengantuk dengan kepala ditundukkan, sesak nafas, terdengar suara mencicit seperti  tercekik, nafsu makan berkurang, berak putih seperti kapur dan padat tetapi lambat laun berubah jadi encer dan hijau, merpati menjadi kurus dalam beberapa hari, hilang keseimbangan atau selalu memutar-mutar kepalanya, berjalan keliling, kepala diletakan diatas punggung juga kelumpuhan. Pial dan balung berwarna kebiruan. Dari sekian banyak yang tak lama kemudian mati, namun ada juga yang tiba-tiba sembuh sendiri setelah dipaksa diberi makan. Masa inkubasinya antara 5 – 6 hari dengan tingkat kematian yang tinggi.

Contoh merpati yang terserang ND

 

Pengobatan :

Sampai sekarang belum ditemukan obat untuk menyembuhkan penyakit ini.

Bagaimanapun dapat digunakan vaksin aktif galur lasota / Clone untuk mencegah penyakit ini, tetapi untuk unggas yang sudah terkena penyakit ini maka injeksi ini tidak berguna lagi.

 

 

Untuk mengetahui unggas yang terinfeksi ND adalah dengan melacak keberadaan antibodi pada serumnya. Metode yang dipergunakan adalah metode Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA) dan Western Imunoblotting. Caranya sampel darah diambil dari unggas yang tidak pernah divaksinasi dengan vaksin ND. Sehingga, adanya antibodi ND pada sampel yang diperiksa menandakan bahwa unggas itu pernah terinfeksi virus ND bukan akibat vaksinasi. Darah diambil dari vena brachialis (vena di bagian sayap),menggunakan dispossible syringe 2,5 CC yang digunakan sekali pakai. Darah ditampung dalam sebuah tabung reaksi, didiamkan semalam pada lemari pendingin, kemudian serum dipisahkan dengan cara di centrifuge.

Informasi mengenai siklus hidup tidak ditemukan.

Sumber :

http://en.wikipedia.org/wiki/Newcastle_disease

PENYAKIT MERPATI YANG SERING DIJUMPAI dan PENCEGAHANNYA

Angelliz

Merpati, seperti semua makhluk hidup lainnya bisa dan dapat diserang oleh penyakit yang disebabkan oleh parasit internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi kesehatan dan bentuk Merpati. Perlu dicatat bahwa fakta apabila seekor merpati memiliki organisme dalam tubuhnya itu bukan berarti sakit. Merpati mungkin dalam beberapa kasus membawa organisme penyebab penyakit, tanpa menunjukkan gejala penyakit. Merpati memiliki daya tahan dan vitalitas yang baik untuk menangkal serangan penyakit yang disebabkan oleh organisme, namun Merpati dapat mengalami penurunan vitalitas dan ketahanan terhadap penyakit. Yang disebabkan karena stres dan ketegangan dari pelatihan, kandang penuh sesak, dan tentu saja dari perlombaan, semua menurunkan resistensi alami burung. Hal ini menurunkan resistensi mereka dapat memungkinkan organisme menyerang burung sehingga menjadi sakit.

Organisme penyakit penyebabnya perlu dikontrol, pertama oleh kekebalan alami (ketahanan terhadap penyakit), kebersihan kandang dan manajemen yang baik, dan kedua dengan menggunakan obat yang benar setelah identifikasi yang tepat oleh Dokter Hewan yang cocok. Hal ini jauh lebih baik untuk benar mengidentifikasi penyakit dalam kandang Anda, dan untuk mengobati penyakit dengan obat yang benar untuk jangka waktu yang benar. Membabi buta mengobati burung Anda dengan obat yang berbeda atau memperlakukan mereka dengan buruk akan menurunkan imunitas alami burung, dan dapat menyebabkan membangun resistensi organisme penyakit  tersebut,dan ini tidak dianjurkan. Lebih buruk lagi adalah mengabaikan masalah sama sekali dan berharap itu akan penyakit akan pergi dengan sendirinya. Organisme penyakit dari satu kandang dapat menular ke kandang yang lainnya.

Beberapa penyakit yang umum pada merpati yang disebabkan oleh organisme adalah: Kutu (pengisap darah eksternal) Worms (usus) Coccidia (usus) Trichomonas atau kanker (Tembolok, saluran pencernaan & hampir semua organ internal) Bakteri, dll Salmonella (usus dan organ pernapasan) Mycoplasmosis dan Chlamydia (penyakit pernapasan) Virus (Cacar Pigeon, Herpes dll)

Bio Security yang baik dengan tidak ada nya tempat untuk virus, bakteri, kutu, lalat, cacing, hama apapun di kandang yang dikelola dengan baik maka kesehatan merpati akan terjaga.

15 PENYAKIT YANG UMUM PADA BURUNG MERPATI 

Berikut adalah daftar dari 15 penyakit yang paling terjadi pada burung merpati kesayangan anda

Beberapa dari mereka yang tertolong dan tersembuhkan dengan pemberian obat, antibiotik, atau vaksinasi khusus :

Daftar penyakit:

  1. Canker -Trichomoniasis Canker
  2. Coccidiosis – Berak Hijau
  3. E. coli atau Collibacillosis
  4. Snot – Satu Mata Bengkak
  5. Tipus – Salmonellosis
  6. Pigeon pox – cacar/patek
  7. PMV – Paramyxovirus
  8. Adeno Virus
  9. Circo Virus
  10. Pigeon Malaria
  11. Infeksi pernafasan – Mycoplasmosis & Ornithosis
  12. Sour Crop – Candida, Thrush
  13. Worm Deasese – Penyakit Cacingan
  14. Eksternal Parasites
  15. Diare

Canker – Trichomoniasis Canker / Goham

Penyebab – Ini adalah penyakit yang paling umum menyerang burung merpati yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Ini disebabkan oleh protozoan mikroskopis, karena itu sangat menular. Dapat ditularkan dari satu burung ke lainnya dan biasanya melalui air minum, induk burung dapat menulari dengan mudah anak mereka melalui makanan.

Gejala – terinfeksinya burung pasti menunjukkan penurunan aktivitas, bulu acak acakan atau rusak, kehilangan berat, peningkatan ritme pernafasan juga sulit bernafas, dan diare. Ada kerak/lemak ke kuning kuningan sekitar mulut dan tenggorokan yang bisa diamati. Dalam tahap lanjutan, ada lendir dan bau busuk dapat dideteksi dalam mulut. Anak burung yang paling rentan terhadap penyakit ini.

Pencegahan – Merpati jangan sampai stress dan diberikan obat anti jamur.

Biasa menjaga jadwal makan dan jangan mengagetkan burung taruh di tempat tenang dari gangguan, ganti minum secara teratur, mendisinfeksikan kandang secara teratur, mengisolasi segala burung baru yang diperoleh selama beberapa minggu, dan penyemprotan pembersihan kandang. 

Coccidiosis – Berak Hijau

Penyebab – Umumnya infeksi penyakit usus ini disebabkan oleh protozoan. Biasanya menyerang hampir  di semua merpati, namun sebagian besar merpati dewasa telah mengembangkan kekebalan cukup untuk penyakit ini agar tetap sehat. Yang paling sering terinfeksi adalah merpati muda atau burung stres (yaitu kurangnya pakan / air, atau relokasi). Burung  dapat menjadi terinfeksi dari kotoran burung pembawa wabah .

Gejala – terinfeksi burung ada sedikit atau tidak ada keinginan untuk makan atau minum, akan tetap ngerengket di kandang/sarang , tidak semangat dan sering menutup mata mereka. Tahi biasanya sangat encer warna kehijau-hijauan dan dapat menjadi sangat berair. Terjadi kehilangan berat, dan kematian dapat terjadi pada anak burung.

Pencegahan – Gunakan obat anti jamur, kandang dijaga tetap kering dan bersih. Jangan biarkan makanan bersentuhan dengan tahi, dan ganti minuman yang kotor. Jangan biarkan burung minum dari lumpur, dan menjaga makanan dan air bebas dari kontak dengan tikus. Selalu mengisolasi baru burung seperti yang dijelaskan sebelumnya, karena mereka adalah target utama untuk penyebaran coccidiosis. Kandang harus didesinfeksi mingguan.

E.coli atau Collibacillosis

Penyebab – Penyakit ini dicurigai menyerang merpati lebih dari sekali, disebabkan oleh bakteri gram negatif dari yang dapat menyerbu merpati-merpati melalui partikel debu, tahi hewan, dan tahi burung yang nempel dengan telur di sarang. Merpati dewasa terinfeksi akan mengeluarkan bakteri di sekitar kandang.

Gejala – Sejak bakteri E. coli menyerang merpati, gejala dapat beragam. Paling sering merpati muda akan mati di dalam sarang, burung dewasa akan menjadi lesu dan menurunkan berat badan, dan kotoran/tinja merpati akan menjadi encer, lendir, dan kuning-kehijau-hijauan. Kadang-kadang tahi akan memiliki bau busuk. Kadang-kadang ada beberapa burung kesulitan  pernafasan.

Pencegahan – menjaga kebersihan kandang ,makanan, dan air itu sangat penting. Juga menjaga debu kotoran merpati akan sangat membantu untuk mengendalikan wabah apapun.

Antibiotik umum – Setiap pemelihara akan baik disarankan untuk memiliki baik obat antibiotik umum. Mereka dapat berguna sebagai “pilihan pertama” obat, jika dan ketika masalah terjadi. Antibiotik yang umum bisa efektif terhadap berbagai baik gram positif dan negatif bakteri. Tetapi penggunaan yang berlebihan mereka dapat benar-benar merusak daya tahan dari burung, karena itu kebanyakan dokter hewan menyarankan penggunaan sesuai takaran agar menjaga keseimbangan merpati tetap utuh.

Snot – Bengkak Satu Mata Bengkak

Penyebab – Bakteri mycoplasmosis. Bengkak Satu mata bisa juga disebabkan oleh salah ventilasi, atau kelembaban dalam kandang terlalu lembab.

Gejala – keluarnya lendir atau air di satu mata biasanya gejala yang paling sering terlihat, tetapi kadang-kadang kedua mata berair. Kadang-kadang dapat salah satu mata menjadi tertutup sepenuhnya, tergantung pada tingkat infeksi.

Pencegahan – Mempertahankan ventilasi dan kandang terkena sinar matahari. Hal ini juga dianggap baik untuk menjaga kebersihan kandang dari debu ke tingkat minimal, karena banyak jenis bakteri menular yang dibawa oleh partikel debu.

Tipus – Salmonellosis

Peyebab – ini sangat umum dan sangat luas yang disebabkan oleh bakteri gram-negatif yang flagellated, dan mudah menular. Dapat dibawa ke dalam kandang melalui merpati yang sedang terinfeksi, oleh tikus, debu, atau melalui kontak dengan burung/merpati liar. Sering burung dewasa telah pernah terkena penyakit ini tetap dan terus dapat terinfeksi lagi.

Gejala – Kebanyakan burung dewasa  akan mengalami penurunan berat badan yang cepat, bersama dengan berak encer, kehijau-hijauan. Beberapa burung dapat mengalami pembengkakan pada sendi kaki atau kaki, atau pada sayap. Apabila menyerang anak merpati maka akan menunjukkan kesulitan bernapas atau mati di sarang.

Pencegahan – Sekali lagi menjaga kebersihan kandang sangat penting, karena flagellates salmonella dapat hidup di tahi untuk beberapa waktu. Tetapi setelah pemberian anti jamur perbaikan dalam pemberian air minum, maka tahi akan berhenti terinfeksi dengan salmonella. Pemberian disinfektan pada kandang , tempat makan dan minum adalah penting. Meminimalkan kontak dengan tikus, dan burung liar, karantina merpati yang  baru diperoleh, dan menjaga tingkat pH asam yang di bawah 4,0 .

Pigeon pox – Cacar Merpati / Patek

Penyebab – timbulnya gejala cacar disebabkan oleh virus yang umumnya dibawa oleh nyamuk dan serangga lainnya. Bila merpati lemah digigit oleh operator parasit, maka virus memasuki aliran darah dari burung, dan dalam waktu lima sampai tujuh hari, bintik kecil keputih-putihan seperti kutil-luka muncul di daerah kepala, kaki kaki dan paruh. Kutil  ini dapat tumbuh menjadi kekuning-kuningan gundukan yang besar, jika dicopot dapat mengeluarkan darah. Dalam beberapa waktu, luka ini akan kering dan rontok, sehingga disarankan memisahkan  mereka sendiri.

Pencegahan – Selain menggunakan vaksin, obat lain tidak dapat diterima. Pemberian anti jamur hanya dapat mengurangi virus hingga 75%. Pengendalian nyamuk dan lalat di sekitar kandang mungkin membantu, tetapi satu-satunya cara untuk mencegah adalah vaksin.

PMV – Paramyxovirus / tetelo / celeng

Gejala dan menyebabkan – Paramyxovirus atau PMV-1 adalah infeksi virus pada burung merpati  sangat unik dan sangat menular, terutama dalam arena lomba maupun lapak dimana burung merpati sering kontak satu sama lainnya . Kontak langsung atau tidak langsung melalui kontak kejangkitan makanan, air atau kandang lepasan dapat menyebarkan penyakit. Gejalanya kotoran merpati menjadi encer dan mulai berair, kurangnya nafsu makan, bulu bulu kusam dan gampang rontok, dan kadang-kadang kelumpuhan dari sayap dan kaki. Dalam tahap lanjutan, burung akan menunjukkan “twisted neck ”  leher merpati menjadi tertekuk / celeng , dan banyak burung akan mati.

Pencegahan – Satu-satunya cara efektif adalah dengan perlindungan dengan vaksinasi Maine Biological minyak-pembantu PMV-1 vaksin. Banyak peternak  menggunakan vaksin LaSota, berpikir bahwa mereka dapat melindungi burung, tapi tes menggunakan vaksin LaSota tidak efektif dalam memproduksi antibodies untuk virus PMV-1. Sementara vaksin LaSota  hanya efektif untuk pelindungan jangka waktu pendek dari penyakit Newcastle dan penyakit ini hampir tidak ada di merpati dan harus dibedakan dari PMV-1.

Adeno Virus

Gejala dan penyebabnya – Hanya burung yang sistem kekebalan lemah yang rentan terhadap penyakit ini. Ada dua jenis Adeno Virus yang menjangkiti merpati. Kondisi 1 bila menyerang burung muda dan menyebabkan muntah dan diare, kebanyakan burung akan sembuh. Kondisi 2 menyerang burung tua dan bila virus menyerang hati, burung akan mati dalam waktu 24 jam. Beberapa burung mengeluarkann cairan kuning diare dan muntah-muntah sebelum meninggal. Tetapi yang utama adalah kematian mendadak, terjadi dalam waktu 24 jam dari serangan. Tidak ada burung  yang terkena virus ini hidup lebih dari 48 jam. E. coli sering mendampingi  kondisi 1 akan terjadi komplikasi dan infeksi, sehingga diare dan muntah-muntah lebih parah dan  gejala gangguan pernafasan. Jenis ini  Adeno Virus / E. coli kadang berhasil diobati dengan antibiotik. Dengan managemen/pengelolaan kandang yang baik dan lingkungan yang baik dan bersih  perawatan burung merpati yang baik sehingga daya tahan burung merpati dapat melawan virus tersebut.

Pencegahan – Adeno virus hampir selalu ada di burung muda, dan akan berkembang ketika sistem kekebalan tubuh lemah. Penting untuk menunggu sampai tanggal 12-bulan untuk semua jenis vaksinasi. Saat ini tidak ada vaksin yang efektif untuk terbukti terhadap Adeno Virus. Ini juga penting untuk menjaga kebersihan di kandang minimal dengan disinfentan dan untuk meningkatkan kesehatan merpati dibantu dengan suplemen vitamin ,dll.

Circo Virus

Gejala dan penyeban – penyakit ini merusak pada sistem kekebalan dan akan mengundang infeksi sekunder, Circo Virus kadang-kadang disebut AIDS merpati. Circo Virus merusak lymphocytes di dalam darah, yang berkaitan erat dengan sistem kekebalan. Dengan rusak lymphocytes, merpati menjadi rentan terhadap infeksi sekunder oleh virus, parasit dan bakteri. Merpati yang  terinfeksi virus Circo juga dapat terus memiliki masalah dengan penyakit seperti infeksi pernapasan, Chlamydia, atau mereka tidak dapat membentuk immunities alami. Paling sering, Circo Virus merpati muda. Burung yang terkena Circo Virus ada bercak cairan kekuning kuningan tipis dan kering di sekitar paruh, dan mereka sangat enggan untuk bergerak maupun terbang, tidak memiliki nafsu makan dan kesulitan bernapas. Tetapi sangatlah sulit untuk mendiagnosa Circo Virus dengan melihat langsung di burung yang terjangkit. Tanda-tanda yang dapat diamati biasanya disebabkan oleh berbagai jenis infeksi sekunder.

Pencegahan – perbaiki dan sekaligus menjaga kebersihan kandang dan jangan biarkan burung luar yang belum jelas kesehatannya sembarangan dimasukan kedalam kandang kita. Buat yang berternak segera hapus keturunan yang terkena virus ini, atau segera karantina burung yang terjangkit untuk proses pemulihan dengan memberikan dosis penuh, kasih perhatian lebih terhadap kebersihan dari hari ke hari untuk terhindar dari infeksi sekunder ke burung yang terjangkit dan juga agar lancar proses pemulihan dalam melawan infeksi. Probiotics membantu burung melawan penyakit dengan menjaga usus tetap sehat dari bakteri.

Pigeon Malaria

Penyebabnya – ini penyakit pada merpati yang disebabkan oleh protozoan yang menyerang sel darah merah pada burung. Dijangkitkan oleh lalat merpati sebagai perantara pembawa wabah.

Gejala – Gejala bulu merpati terlihat kusam dan kinerja kemampuan burung merpati berkurang, tidak ada gejala yang mudah terlihat.

Pencegahan – karena pengobatan penyakit ini sangat sulit alangkah baiknya kebersihan kandang dijaga dan  dilakukan penyemprotan kandang secara rutin agar jangan banyak serangga di sekitar kandang.

Infeksi pernafasan – Mycoplasmosis & Ornithosis

Penyebab – Penyakit ini  masuk ke dalam kategori bakteri.

Coryza  sebenarnya adalah istilah deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasi pembuangan lendir tebal biasanya berhubungan dengan kedua selesema Mycoplasmosis dan Ornithosis. Bakteri (Chlamydia disebut dalam kasus Ornithosis) bersarang pada saluran pernapasan bagian atas dan dapat sangat sulit untuk sepenuhnya diberantas. Seringkali, unggas yang terinfeksi tidak pernah sepenuhnya pulih. Meskipun gejala eksternal mereka mungkin hilang, tetapi bakteri dapat tetap hidup.

Gejala – Gejala-gejala klasik infeksi saluran pernapasan termasuk lendir di tenggorokan, paruhnya terbuka dan bernapas berat, serak saat bernapas, cairan yang encer dari mata, kadang-kadang dikaitkan dengan pembengkakan di daerah mata. Gejala lain meliputi pilek dari daerah hidung. dan kadang-kadang pembengkakan kantung udara atau pembengkakan tembolok seperti balon.

Pencegahan – aspek yang paling penting dalam pengendalian infeksi pernafasan adalah ventilasi yang cukup, debu dan amonia terjaga di  tingkat dan pengendalian kelembaban.

Sour Crop – Candida, Thrush

Menyebabkan – Ini sangat umum adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dari sistem pencernaan. Hal ini sering dikaitkan dengan penggunaan antibiotik yang berlebihan.

Gejala – burung terinfeksi menjadi lesu, tidak akan makan, kehilangan berat, tembolok diisi air dan sering muntah. Muntah ini sering sangatlah berbau busuk. Terkadang, dalam beberapa kasus seriawan akan menunjukkan bintik-bintik kecil keputih-putihan di tenggorokan, ini yang akan membingungkan antara penyakit ini dengan Canker -Trichomoniasis Canker.

Pencegahan – Hindari jumlah merpati yang terlalu padat atau penuh dalam sebuah kandang, menjaga kebersihan kandang, dan yang paling penting, jangan mengobati tanpa pandang bulu, gunakan pengobatan yang tepat agar tetap terjaga  sistem kekebalan tubuh merpati secara alami.

Penyakit worm

Penyebab – penyakit cacing yang paling umum ditemukan pada merpati

Gejala – Gejala sangat bervariasi dan merpati yang cacingan dapat tetap hidup dan tidak menunjukan efek buruk. Cacingan berat umumnya menyebabkan kehilangan berat badan dan beberapa ada yang diare, dapat juga  menyebabkan masalah pernapasan. Cara terbaik untuk menentukan apakah ada masalah cacing adalah memeriksa kotoran merpati.

Pencegahan – Kandang yang bersih sangat bermanfaat untuk menjaga cacing, tetapi  umumnya merpati sering makan pasir, kotoran, dll yang menyebabkan merpati menelan telur. Karena itu, dianjurkan untuk mengembangkan program pencegahan cacingan dimana seluruh merpati di kandang setidaknya minimal 2 kali dalam setahun diberikan obat cacing.

Eksternal Parasites

Parasit eksternal yang paling umum mengganggu burung adalah kutu bulu, tungau merah/kutu yang menghisap darah, lalat merpati, dan nyamuk. Karena parasit seperti ini ada di hampir iklim apapun, mereka harus diperhitungkan ketika merencanakan strategi  kandang. Kutu bulu mengunyah/merusak bulu sehingga akan mengganggu burung untuk dapat terbang dengan maksimal, ini sangat mempengaruhi kinerja merpati  itu. Tungau merah/kutu penghisap darah akan menghisap darah merpati ini bukan saja sangat mengganggu tetapi dapat membantu menyebarkan berbagai macam penyakit. Lalat merpati mungkin parasit paling berbahaya yang dapat menyerang burung kita. Ia hidup di sebagian besar kehidupan merpati kita, mereka dapat menjadi penyebab utama malaria merpati. Nyamuk harus dianggap parasit terburuk berikutnya, hanya karena mereka ditemukan di hampir semua iklim. Mereka adalah pembawa wabah cacar merpati/patek. Ini adalah tindakan pencegahan banyak yang bisa kita ambil mengkontrol parasit eksternal. Dalam kasus kutu, lalat merpati, dan bahkan tungau, ini sebagian besar cara mengendalikan jumlah mereka dengan mengkarantina setiap burung baru, dan mencelupkan atau memandikan burung kami dengan dengan shampoo khusus. Dengan menjaga kandang  kita bersih sehingga dapat menghilangkan banyak tempat tungau dan lalat untuk menyembunyikan telur mereka.

Diare

Kadang-kadang merpati diare setelah perawatan obat atau karena stres yang tinggi, sehingga kita bertanya tanya  bagaimana mereka dapat sakit setelah kita baru saja merawat mereka, seringkali burung tidak benar benar sakit, tetapi karena ketidakseimbangan kimia yang terjadi karena hilangnya bakteri lactobacillus atau bakteri yang bersahabat membantu pencernaan di usus merpati kita dalam proses pencernaan.

Dengan menggunakan obat anti jamur bersama dengan obat diare maka Anda akan mengurangi stres secara dramatis dan bakteri baik akan tetap terjaga di usus merpati yang akan menjaga mikroflora dengan sempurna dan proses pencernaan akan berfungsi normal alami.

Pertimbangan Umum

Tujuan dari formula ini adalah untuk memberikan gambaran ringkas, akurat dan dosis yang tepat dari obat yang umum digunakan pada merpati. Pengalaman menunjukkan bahwa berbagai sumber yang disediakan memiliki tingkat dosis yang jauh berbeda.Ada beberapa yang begitu tinggi akan menjadi beracun, yang lain begitu rendah sehingga mereka tidak efektif. Dosis dan informasi lainnya dalam publikasi ini dikumpulkan dari sumber ganda dan berpengetahuan adalah dosis yang tepat dan informasi untuk yang terbaik dari pengetahuan kita. Harus dicatat, bagaimanapun, bahwa beberapa informasi ini didasarkan pada pengalaman individu, tidak dikendalikan studi ilmiah oleh karena itu disarankan untuk konsultasi kepada Dokter hewan terdekat. Hal ini terutama berlaku untuk obat terdaftar yang tidak khusus dibuat untuk digunakan pada merpati.

Dosis Tingkat; Anda akan menemukan banyak obat yang tercantum untuk diberikan dalam mg / burung. mg / pon, atau mg / galon, bukan sendok teh atau sendok makan per galon. Alasannya adalah bahwa banyak dari obat-obatan yang ada dalam berbagai konsentrasi. Karena itu, penyiapan satu sendok teh pertama dengan penyiapan satu sendok teh lain dengan obat yang sama belum tentu sama takarannya. Hal ini sering mengakibatkan tingkat beracun atau tidak efektif saat digunakan. Hal ini menimbulkan masalah bagi sebagian besar obat karena mereka biasanya tercantum dalam miligram setara. Namun, dalam penyiapan obat per sendok teh kita tidak tahu jumlah miligramnya. Ketika ini terjadi Anda, harus mencari tahu sendiri.

Berikut ini adalah contoh untuk mengetahui berapa gram obat yang kita beli dalam satu sendok teh :

Anda membeli obat yang datang sebagai bubuk dalam kantong plastik. Diberitahukan bahwa ada 10 gram obat di dalam kantong plastik itu. Kosongkan kantong dan dengan sendok teh yang Anda miliki. Anda menemukan bahwa kantong plastik obat tersebut dapat dikosongkan dengan 20 sendok teh. Jadi Anda memiliki 10 gr dibagi 20 sendok teh atau 0,5 grams/20 gram / sdt. .5 Gram = 500 mg (lihat grafik) sehingga obat Anda memiliki 500 mg / sendok teh. Jadi diketahui berapa banyak sendok teh yang dicampurkan dalam air minum per galon.

Rentang Dosis: Banyak obat yang memberikan berbagai dosis. Hal ini dilakukan karena dua alasan:

  1. Dosis rendah dapat digunakan pada infeksi ringan tetapi dosis yang lebih tinggi mungkin diperlukan pada infeksi yang lebih berat.
  2. Karena obat yang paling sering diberikan dalam air minum, jumlah obat merpati dapat bervariasi dengan berapa banyak dia minum. Kami berasumsi bahwa dalam cuaca panas 30 ekor burung minum satu galon / hari dan dalam cuaca dingin 60 burung minum 1 galon per hari. Dosis rendah adalah menemukan pada tingkat 30 burung / hari konsumsi dan dosis tinggi pada tingkat 60 burung / hari konsumsi. Ini adalah prinsip yang sangat penting untuk diingat dengan obat yang keras.

Interval Dosis: Hal ini, penting untuk memberikan obat untuk jangka waktu yang tepat. Kegagalan untuk melakukannya begitu sering mengakibatkan respon yang buruk, penyakit kambuh setelah obat dihentikan, dan produksi resistan terhadap organisme.

Diagnosis: Pembentukan diagnosa yang tepat sebelum pengobatan dimulai sangat penting dalam kasus antibiotik digunakan saat diperlukan dan efektif.

Obat umum yang mudah dicari,

Beberapa Obat terkait untuk sanitasi yang layak, terutama selama wabah penyakit menyerang yang paling penting untuk diingat adalah:

TIDAK mengobati KECUALI ANDA TAHU UNTUK APA ANDA  mengobati!!!

Coccidiosis

  • Albon Powder & Amprol Cair (corid)
  • Sulmet, gelas & Gallons Vetisulid

Paratipus

  • Terramycin Sulfamethazine Larut

E-Coli

  • Albon Vetisulid
  • Germex Nolvasan

Penyakit Pernafasan

  • Terramycin

Canker

  • Flagyl
  • Nolvasan Germex

Wormers

  • Obat cacing

PMVI

  • Vaksin

Antibiotik / antimikrobial 

Nama: Amoksisilin trihidrat (Amoxil, Amoxi-tetes)

  • Deskripsi: Amoksisilin adalah penisilin semisintetik analog dengan berbagai aktivitas bakteri terhadap gram + dan gram banyak – bakteri.
  • Penggunaan: Amoksisilin dapat digunakan dengan infeksi bakteri yang menunjukkan kerentanan terhadap obat.
  • Efek samping: Tidak ada terlihat dengan setiap frekuensi.
  • Dosis: 25 – 50 mg / Burung dibagi harian atau 1500-3000 mg / liter air selama 10 – 14 hari.
  • Komentar: Amoksisilin sangat efektif, diserap dengan baik, aman, dan ditoleransi dengan baik pada merpati.

Nama: Chloramphenicol (Chloromycetin)

  • Deskripsi: Chloramphenicol adalah antibiotik bakteriostatik digunakan terhadap berbagai gram + dan gram – bakteri.
  • Penggunaan: Infeksi bakteri terbukti rentan terhadap kloramfenikol.
  • Reaksi yang merugikan: Tidak ada terlihat dengan setiap frekuensi.
  • Dosis: 30 – 50 mg / burung, 2 – 3 kali / hari intramuskuler. Salep atau tetes mata yang berguna untuk konjungtivitis digunakan dua kali sehari.

Nama: Doxycycline (Vibramycin)

  • Deskripsi: doksisiklin adalah antibiotik bakteriostatik dengan berbagai aktivitas terhadap gram + dan gram – bakteri.
  • Penggunaan. Doksisiklin dapat digunakan pada infeksi bakteri rentan terhadap obat.
  • Efek samping: Tidak ada dilaporkan sebagai umum.
  • Dosis: 10 – 50 mg / burung sekali sehari.
  • Komentar: Persiapan memerlukan dosis individu burung . Sangat efektif melawan klamidia. Hapus grit kalsium selama penggunaan (kulit kerang, kesehatan grit), karena kalsium akan mengikat obat dan penyerapan menurun.

Nama: enrofloxacin (Baytril)

  • Deskripsi: enrofloxacin adalah agen kemoterapi sintetis dari kelas kuinolon obat. Ini memiliki aktivitas antibactericidal terhadap spektrum yang luas dari + gram dan gram – bakteri. Hal ini dengan cepat diserap dan menembus semua jaringan tubuh dengan baik.
  • Penggunaan: enrofloxacin dapat digunakan dengan infeksi bakteri yang menunjukkan kerentanan terhadap obat.
  • Reaksi yang merugikan: enrofloxacin menyebabkan peningkatan mortalitas dalam telur ayam ketika diperlakukan selama pembentukan telur. Ini akan menyebabkan kelainan tulang rawan di squabs tumbuh, khususnya selama 1 minggu sampai 10 hari usia. Ini. Namun, tidak selalu terlihat.
  • Dosis: 5 – 10 mg / burung dibagi sehari selama 7 – 14 hari. 150-600 mg / galon selama 7 – 14 hari.
  • Komentar: Mungkin obat terbaik yang kita miliki untuk gram – infeksi dari merpati. Ini adalah obat hanya ditampilkan untuk mencegah terulangnya kasus infeksi Salmonella.

Nama: sulfadiazine / trimetoprim (Ditrim)

  • Deskripsi: Ditrim adalah produk kombinasi sintetis antibakteri yang bersifat bakteriostatik terhadap berbagai macam gram + dan gram – bakteri.
  • Penggunaan: Infeksi bakteri terbukti rentan terhadap sulfadiazin / trimethoprim.
  • Reaksi yang merugikan: Tidak ada yang umum.
  • Dosis: 30mg/bird sekali sehari selama 7 – 14 hari.
  • Komentar: Hanya tersedia dalam bentuk pil dan suntik untuk dosis burung individu.

Nama: sulfametoksazol / trimethoprim (Bactrim)

  • Deskripsi: sulfametoksazol / trimetoprim adalah produk kombinasi sintetis antibakteri yang bateriostatic terhadap berbagai gram + dan gram – bakteri.
  • Penggunaan: Infeksi bakteri terbukti rentan terhadap obat tersebut.
  • Reaksi yang merugikan: Tidak ada yang umum.
  • Dosis: 30 mg / burung dua kali sehari selama 7 hari. 1800-3600 mg / galon untuk 7 hari.
  • Komentar: Sebuah obat yang baik dalam banyak kasus infeksi bakteri gram negatif.

Nama: Tetrasiklin Chlortetracycline (Auereomycin) Oxytetracycline (Terramycin)

  • Description: tetrasiklin adalah bateriostatics yang efektif terhadap berbagai gram + dan gram – bakteri. Resistensi silang adalah umum.
  • Penggunaan: tetrasiklin dapat digunakan pada infeksi bakteri terbukti rentan bagi mereka.
  • Reaksi yang merugikan: Tidak ada yang umum.
  • Dosis: 20 – 25 mg / burung tiga kali sehari. 600 – 1500 mg / gal [selama 7 14 hari. 4 sendok teh / galon untuk persiapan kekuatan reguler dan 2 sendok teh per galon untuk berkonsentrasi.
  • Komentar: Mengikat dengan kalsium jadi pertimbangkan menarik kalsium yang mengandung grit.

Coccidiostats

Nama: Amprolium (Corid, Amprol)

  • Deskripsi: Amprolium adalah bahan kimia yang sangat mirip dengan tiamin dalam struktur. Ini adalah coccidiostatic dengan menggantikan tiamin selama siklus hidup coccidia.
  • Penggunaan: coccidiostat.
  • Reaksi yang merugikan: Tidak ada yang umum.
  • Dosis: 1 sendok teh per galon (bubuk 20%) selama 3 – 5 hari. 6 – 12 ml / galon (9% larutan) selama 3 – 5 hari.
  • Komentar: Amprolium sangat efektif, dapat dicampur dengan obat lain, dan tampaknya tidak mempengaruhi kinerja. Hal ini dianggap menjadi obat pilihan untuk koksidiosis. Vitamin sebaiknya tidak digunakan selama pengobatan, tapi direkomendasikan oleh banyak setelah pengobatan.

Nama: Sulfamethazine (Sulmet)

  • Deskripsi: Sulfamethazine adalah obat sulfa yang coccidiostatic.
  • Penggunaan: coccidiostat.
  • Efek samping: Mei penurunan semangat burung ketika digunakan untuk kursus penuh pengobatan.
  • Dosis: 1 sendok makan per galon untuk 3 – 5 hari.
  • Komentar: Sebuah coccidiostat populer tetapi tidak lebih baik dari amprolium dalam kebanyakan kasus. Burung biasanya menjadi lesu selama pengobatan (penuh 5 hari pengobatan) dan karena itu tidak direkomendasikan untuk digunakan selama balap.

Antiprotozoals

Nama: Metronidazole (Flagyl)

  • Deskripsi: Metronidazol adalah dalam keluarga 5-nitro-imidazol senyawa dan telah terbukti memiliki aktivitas antiprotozoal signifikan.
  • Penggunaan: Trikomoniasis.
  • Efek samping: Lebih dari dosis dapat mengakibatkan pusat tanda-tanda sistem saraf dan kematian.
  • Dosis: 50 – 100 mg / burung setiap hari selama 4 – 6 hari.
  • Komentar: digunakan perburung.

Anthelmintics

Nama: Mebenazole (Telmintic)

  • Deskripsi: Mebendazole merupakan anggota dari kelas benzamidizole dari anthelmintics dan efektif terhadap berbagai nematoda usus besar.
  • Penggunaan: Ascarids, Capillaria, Strongyles, dan Tetrameres (perut cacing). Tidak efektif terhadap cestodes (cacing pita).
  • Efek samping: Dapat menyebabkan kelainan pada dosis yang lebih tinggi bulu dan tidak boleh digunakan selama mabung atau dengan burung makan anak-anak.
  • Dosis: 2 1 / 2 mg / burung selama 3 – 5 hari. 1 / 4 – 1 / 2 sendok teh per galon cacing anjing Telmintic selama 3 – 5 hari.
  • Komentar: Sangat efektif untuk banyak parasit. Dengan munculnya ivermectin larut dalam air (Eqvalen), obat ini mungkin akan digunakan kurang dan kurang.

Bermanfaat Pengukuran dan Setara:

Tabel berikut mungkin dapat membantu dalam mengkonversi berbagai pengukuran.

  • 1 gram = 1000 miligram
  • sentimeter kubik 1 (cc) = 1 mililiter
  • 5 cc atau ml = 1 sendok teh
  • 15 cc atau ml = 1 sendok makan
  • 30 cc atau mil = 1 ons
  • 1000 cc atau ml = 1 liter
  • 3 sendok teh = 1 sendok makan
  • 2 sendok makan = 1 ons
  • 8 oz = 1 cangkir
  • 2 cangkir = 1 liter
  • 2 pint = 1 liter
  • 4 liter = 1 galon